Cara Menghadapi Masa Putus
Sangatlah wajar kalau seseorang berduka setelah mengalami
kehilangan besar dalam hidupnya. Jadi kamu mesti memberi ruang bagi dirimu
sendiri untuk berduka, namun pada saat yang sama ketahuilah bahwa kamu tidak
akan merasa benar-benar lebih baik.
Perkirakanlah posisimu ketika berduka, jadi kamu bisa paham dimana kamu
sesungguhnya, dan tahu apa yang bisa kamu harapkan pada hari-hari ke depan.
Beberapa orang melalui tahapan ini dengan urutan yang berbeda-beda dan dengan
kadar yang beragam pula. Proses ini membutuhkan kesabaran dan waktu, tapi
kebanyakan orang akan mengalami beberapa dari langkah-langkah berikut ini.
1. Penolakan
Pada umunya, penolakan merupakan tahap pertama dalam proses
berduka. Penolakan ini dialami sebagai keadaan mati rasa, upaya menghindari,
atau penolakan secara langsung. Pada tahap ini, kita tidak menerima kenyataan
bahwa kita benar-benar mengalami kehilangan. Kita mungkin akan berkata bahwa
hal itu tidak benar-benar terjadi. Tampak tidak nyata.
2. Marah
Tahapan lain dari proses berduka ini adalah mara. Pada titik
ini, kita telah meninggalkan sebagian atau seluruh penolakan yang kita lakukan
sebelumnya, namun sekarang kita malah marah akibat kehilangan tersebut Kita
mungkin akan melampiaskan kemarahan kita pada sesuatu atau seseorang, atau kita
menunjukan kemarahan tersebut dengan cara yang paling sering kita lakukan.
3. Tawar-menawar
Dalam tahapan ini, kita mencoba mencari cara untuk
mendapatkan kembali apa yang hilang itu, atau mencari sesseorang atau sesuatu
untuk disalahkan. Pikiran-pikiran umumnya muncul misalnya “kalau saja aku…”
atau “Seandainya kita bisa…” atau “ Mungkin kalau aku melakukan ini…” .
Berkenaan dengan putusnya sebuah hubungan, kita mungkin akan tawar-menawar
dengan dia yang sudah tidak lagi bersama kita untuk mendapatkannya lagi, dan
mungkin kita akan berkata, “Kalau akau mengubah sikapku, Maukah kamu kebali?”
4. Depresi
Tahap ini merupakan masa-masa dimana kita merasakan
kepedihan yang terdalam. Umumnya perasaan ini muncul setelah penolakan,
kemarahan, dan tawar-menawar ketika kita merasa tidak berdaya untuk
menghentikan kehilangan tersebut. Tahapan ini terwujud, misalnya dengan menangis,
menarik diri dari orang banyak, dan sejumlah hal lainnya yang menggambarkan
kesedihan.
5. Penerimaan
Ini merupakan tahap terakhir. Sering kali kita melewati
tahapan sebelumnya ( sering kali lebih dari sekali) sebelum akhirnya kita bisa
menerima kenyataan. Pada tahap ini, kita mesti menata ulang diri kita dan
memperluas pemikiran kita untuk membatasi rasa kehilangan ini. Tapi bukan
berarti kita tidak lagi menangisi kehilangan itu dari waktu ke waktu karena
kesedihan itu sekarang menjadi bagian dari diri kita dan sama sekali tidak
membuat kita menjadi aneh. Seiring waktu, kesedihan itu akan sirna, meski tidak
sepenuhnya hilang.
Dengan mengenal setiap tahapan di atas, kamu bisa
mengembangkan sikap empatimu dan mendukung orang lain sambil mengizinkan dirimu
sendiri untuk terus melangkah dan melewati setiap tahapan ini dengan cara dan
waktumu sendiri.
0 comments:
Post a Comment